PONDOK PESANTREN MODERN
AL HARBI
MENERIMA PENDAFTARAN SANTRI BARU
TAHUN PELAJARAN 2009-2010
TINGKAT :
1. MADRASAH TSANAWIYAH
2. MADRASAH ‘ALIYAH
5 JUNI – 5 JULI 2009
PENDAFTARAN DI SEKRETARIAT :
SAWAH JAUH – PABALUATAN – KEC. RAMBATAN KAB. TANAH DATAR
TELP. (0752) 75755092 – HP. 081371153532
Rabu, 10 Juni 2009
Mengenal Pondok Pesantren Al Harbi
Mengenal Pondok Pesantren Al Harbi Pabalutan Rambatan,
Cetak Ulama Berjiwa Wirausaha
Kamis, 05 Juni 2008
Kehadiran Pondok Pesantren Al Harbi yang berlokasi di
Pabalutan, Rambatan Kabupaten Tanah Datar tidak lain
untuk meningkatkan daya guna dan kualitas pendidikan
menyangkut agama. Selain itu keberadaan pesantren ini
juga membantu pemerintah daerah melaksanakan program
kembali ka nagari dan ka surau. Di samping itu
eksistensi tempat ini pun untuk menjawab kerisauan
masyarakat dalam mengatasi kelangkaan ulama khusus di
Tanahdatar.
Berpijak dengan cita-cita itulah, mendorong H Zulharbi
Salim Lc bersama Abdul Rahman Majid mendirikan Pondok
Pesantren Modren Al Harbi, sedangkan pembangunan Gedung
Pesantren itu berasal dari tanah wakaf H Zulharbi Salim
yang memiliki luas satu ha lebih. Dari sinilah
berdirinya Yayasan Wakaf Pondok Pesantren Modren Al
Harbi, tepatnya tanggal 29 September 2006 dengan akta
notaris Alfinda Nomor 95. Melalui Yayasan itulah,
kemudian melangkah dengan menerima para santri yang
berasal dari keluarga miskin di Tanahdatar, mulai
tingkat MTsN dan Aliyah.
”Awal perjalanannya, Yayasan ini memilik murid baru 20
orang saja, namun tekad sudah bulat, kami tetap jalan,”
ujar Ketua Yayasan Abdul Rahman Madjid. Menyangkut
tenaga pengajar di Yayasan ini, Abdul Rahmad mengaku
direkkrut dari MAN dan MTsN serta tamatan UNP, UNAND dan
Pondok Pesantren lain. Sesuai visinya. lanjut Abdul
Rahmad, pesantren yang dikelolanya ini bertujuan
membentuk pribadi muslim dan muslimah yang berkarakter
mulia, beriman, berilmu, bertaqwa, berkualitas dan
profesional menuju Ridha ilahi berdasarkan Al-Quran dan
Sunnah.
Di sisi lain, pesantren ini juga menyelenggarakan
pendidikan agama Islam dan umum yang meliputi Al-Quran,
ilmu Al-Quran, tahfidzul Al-Quran, hadist dan ilmu
hadist, ibadah, muamalat, Fiqh. Usul Piqh, Aqidah dan
akhlaq, sejarah dan kebudayaan Islam. Bahasa Arab,
Bahasa Ingris dan pengetahuan umum mulai dari jenjang
play group, taman kanak-kanak Islam, Sekolah Dasar Islam
plus, tingkat SLTP/MTs, SMA sampai perguruan tinggi.
Sedangkan menyangkut kurikulum diterapkan kurikulum
pesantren Al Harbi dan SMK tahun 2004 yang dirancang
dengan menggunakan berbagai pendekatan antara lain
pendekatan akademika, pendekatan kecakapan hidup,
pendekatan kurikulum berbasis kompetisi termasuk dengan
target seluruh siswa berhasil menguasai bahasa arab dan
ingris dalam waktu relatif singkat.
Meski dari segi. fasilitas, pondok pesantren ini baru
dikelola secara sederhana, namun baik H Zulharbi Salim
Lc bersama Abdul Rahman Majid optimis bila pesantrennya
ini akan menjadi pesantren terkemuka di Tanahdatar.
Apalagi dengan dukungan dan lobi yang telah dilakukan
pihak pesantren melalui Kedubes Arab di Jakarta.
Keinginan mereka untuk membangun pondok pesantren megah
dengan biaya sebesar Rp6 miliar direspons Kedubes Arab
dengan mengutus wakilnya ke Kabupaten Tanahdatar.
(mustafa akmal)
Cetak Ulama Berjiwa Wirausaha
Kamis, 05 Juni 2008
Kehadiran Pondok Pesantren Al Harbi yang berlokasi di
Pabalutan, Rambatan Kabupaten Tanah Datar tidak lain
untuk meningkatkan daya guna dan kualitas pendidikan
menyangkut agama. Selain itu keberadaan pesantren ini
juga membantu pemerintah daerah melaksanakan program
kembali ka nagari dan ka surau. Di samping itu
eksistensi tempat ini pun untuk menjawab kerisauan
masyarakat dalam mengatasi kelangkaan ulama khusus di
Tanahdatar.
Berpijak dengan cita-cita itulah, mendorong H Zulharbi
Salim Lc bersama Abdul Rahman Majid mendirikan Pondok
Pesantren Modren Al Harbi, sedangkan pembangunan Gedung
Pesantren itu berasal dari tanah wakaf H Zulharbi Salim
yang memiliki luas satu ha lebih. Dari sinilah
berdirinya Yayasan Wakaf Pondok Pesantren Modren Al
Harbi, tepatnya tanggal 29 September 2006 dengan akta
notaris Alfinda Nomor 95. Melalui Yayasan itulah,
kemudian melangkah dengan menerima para santri yang
berasal dari keluarga miskin di Tanahdatar, mulai
tingkat MTsN dan Aliyah.
”Awal perjalanannya, Yayasan ini memilik murid baru 20
orang saja, namun tekad sudah bulat, kami tetap jalan,”
ujar Ketua Yayasan Abdul Rahman Madjid. Menyangkut
tenaga pengajar di Yayasan ini, Abdul Rahmad mengaku
direkkrut dari MAN dan MTsN serta tamatan UNP, UNAND dan
Pondok Pesantren lain. Sesuai visinya. lanjut Abdul
Rahmad, pesantren yang dikelolanya ini bertujuan
membentuk pribadi muslim dan muslimah yang berkarakter
mulia, beriman, berilmu, bertaqwa, berkualitas dan
profesional menuju Ridha ilahi berdasarkan Al-Quran dan
Sunnah.
Di sisi lain, pesantren ini juga menyelenggarakan
pendidikan agama Islam dan umum yang meliputi Al-Quran,
ilmu Al-Quran, tahfidzul Al-Quran, hadist dan ilmu
hadist, ibadah, muamalat, Fiqh. Usul Piqh, Aqidah dan
akhlaq, sejarah dan kebudayaan Islam. Bahasa Arab,
Bahasa Ingris dan pengetahuan umum mulai dari jenjang
play group, taman kanak-kanak Islam, Sekolah Dasar Islam
plus, tingkat SLTP/MTs, SMA sampai perguruan tinggi.
Sedangkan menyangkut kurikulum diterapkan kurikulum
pesantren Al Harbi dan SMK tahun 2004 yang dirancang
dengan menggunakan berbagai pendekatan antara lain
pendekatan akademika, pendekatan kecakapan hidup,
pendekatan kurikulum berbasis kompetisi termasuk dengan
target seluruh siswa berhasil menguasai bahasa arab dan
ingris dalam waktu relatif singkat.
Meski dari segi. fasilitas, pondok pesantren ini baru
dikelola secara sederhana, namun baik H Zulharbi Salim
Lc bersama Abdul Rahman Majid optimis bila pesantrennya
ini akan menjadi pesantren terkemuka di Tanahdatar.
Apalagi dengan dukungan dan lobi yang telah dilakukan
pihak pesantren melalui Kedubes Arab di Jakarta.
Keinginan mereka untuk membangun pondok pesantren megah
dengan biaya sebesar Rp6 miliar direspons Kedubes Arab
dengan mengutus wakilnya ke Kabupaten Tanahdatar.
(mustafa akmal)
Sabtu, 06 Juni 2009
Beasiawa Arab Saudi
Bea Siswa ke Arab Saudi
Sabtu, 15 November 2008
Padang, Padek—Ratusan mahasiswa Universitas Andalas (Unand) Padang mendapat tamu istimewa saat shalat subuh di Masjid Nurul Ilmi, kemarin (14/11). Bagaimana tidak, seorang jamaahnya adalah Duta Besar (Dubes) Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Abdulrahman MA Al Khayyat.
Setelah melaksanakan shalat Subuh, Dubes berdialog dengan mahasiswa.
Setelah sedikit pengantar dari sang dubes yang diterjemahkan, baru mahasiswa sadar kedatangan perwakilan Arab Saudi tersebut untuk bersilaturahmi.
“Beliau sangat senang datang ke sini. Apalagi dengan keberadaan mahasiswa yang hadir seperti ini di masjid yang kita cintai ini,” ungkap penerjemah menjelaskan maksud Abdulrahman.
Setelah menyampaikan maksud kedatangannya, Abdulrahman memberikan kesempatan kepada jamaah yang hadir untuk berdialog, dibantu penerjemahnya. Dari lima mahasiswa yang diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, hampir seluruhnya menanyakan tentang peluang bea siswa di Arab Saudi. Mulai dari cara mendapatkannya, sampai keberadaan pendidikan tinggi di sana.
Menjawab hal itu, Abdulrahman menjawab bagaimana cara untuk meraih bea siswa dan kesempatan untuk berkuliah di sana.
Dari sekian banyak penanya, dua di antaranya bertanya dengan bahasa Arab fasih. Dengan kondisi seperti itu, sebagian besar jamaah yang tidak mengerti kontan saja bingung. Untungnya, penerjemah tanggap dan langsung menerjemahkan maksud dan pertanyaan mahasiswa yang bertanya dengan bahasa Arab.
Rektor Unand Musliar Kasim menjelaskan siang sebelumnya Dubes dan pihak Unand telah melakukan komunikasi untuk kemungkinan kerjasama yang mungkin terjalin di antara kedua belah pihak.
Sebenarnya, kerjasama tersebut telah dimulai sejak tahun 2006. Kala itu menurut Musliar, ia diundang untuk studi banding. Dalam kunjungannnya tersebut Musliar sempat mengunjungi beberapa universitas. Di antaranya, King Saud University Riyadh, King Abdulaziz University Jeddah, Riyadh College of Dentistry and Pharmacy Riyadh, King Faisal University Dammam dan sejumlah universitas lainnya.
Setelah ini, dijelaskan Musliar akan dijalin MoU antara Unand dan Departemen Pendidikan Tinggi Arab Saudi.
Sebab, disana pendidikan tinggi diurus departemen tersendiri. Untuk pertukaran pelajar, sejauh ini Arab Saudi baru mengirim mahasiswanya ke Malaysia. “Makanya, dengan adanya kerjasama ini terbuka peluang untuk pertukaran mahasiswa antara Unand dan sejumlah universitas di sana,” jelas Musliar.
Untuk syarat, terutama bahasa, Musliar memastikan tidak sulit. Sebab, di sana bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggris. Jadi untuk berkuliah di sana, cukup dengan bekal TOEFL 550 dan menjalani sederet seleksi yang kompetitif. Tak ketinggalan, juga terbuka peluang kesempatan kerja di Arab Saudi.
Bantu Pondok Pesantren
Selain ke Unand, Abdulrahman MA Al Khayyat juga berkunjung ke Tanahdatar. Dalam kunjungannya,
Abdulrahman menjanjikan bantuan bagi Pondok Pesantren Modern Al Harbi Pabalutan Rambatan dan sarana pendidikan agama di Tanahdatar.
Hal itu diungkapkan Abdulrahman MA Al Khayyat melalui penerjemaahnya kepada Pimpinan Pondok Pesantren. Pada kesempatan itu, hadir Bupati Tanahdatar M.Shadiq Pasadigoe, Ketua STAIN Batusangkar Syukri Iska, Kakanwil Depag Sumbar Darwas, Dandim 307 Tanahdatar Letkol Inf Gugun Gumelar, serta sejumlah pengurus Yayasan Ponpes dan tokoh masyarakat Rambatan.
Menurut Abdulrahman, permohonan bantuan untuk pengembangan Pondok Pesantren Al Harbi sudah sampai kepadanya, dan memenuhi syarat untuk diberikan bantuan dari Arab Saudi. Di samping itu dia juga berjanji memberikan perhatian khusus untuk pembinaan pendidikan keagamaan di Kabupaten. (dy/mal)
si
Sabtu, 15 November 2008
Padang, Padek—Ratusan mahasiswa Universitas Andalas (Unand) Padang mendapat tamu istimewa saat shalat subuh di Masjid Nurul Ilmi, kemarin (14/11). Bagaimana tidak, seorang jamaahnya adalah Duta Besar (Dubes) Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Abdulrahman MA Al Khayyat.
Setelah melaksanakan shalat Subuh, Dubes berdialog dengan mahasiswa.
Setelah sedikit pengantar dari sang dubes yang diterjemahkan, baru mahasiswa sadar kedatangan perwakilan Arab Saudi tersebut untuk bersilaturahmi.
“Beliau sangat senang datang ke sini. Apalagi dengan keberadaan mahasiswa yang hadir seperti ini di masjid yang kita cintai ini,” ungkap penerjemah menjelaskan maksud Abdulrahman.
Setelah menyampaikan maksud kedatangannya, Abdulrahman memberikan kesempatan kepada jamaah yang hadir untuk berdialog, dibantu penerjemahnya. Dari lima mahasiswa yang diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, hampir seluruhnya menanyakan tentang peluang bea siswa di Arab Saudi. Mulai dari cara mendapatkannya, sampai keberadaan pendidikan tinggi di sana.
Menjawab hal itu, Abdulrahman menjawab bagaimana cara untuk meraih bea siswa dan kesempatan untuk berkuliah di sana.
Dari sekian banyak penanya, dua di antaranya bertanya dengan bahasa Arab fasih. Dengan kondisi seperti itu, sebagian besar jamaah yang tidak mengerti kontan saja bingung. Untungnya, penerjemah tanggap dan langsung menerjemahkan maksud dan pertanyaan mahasiswa yang bertanya dengan bahasa Arab.
Rektor Unand Musliar Kasim menjelaskan siang sebelumnya Dubes dan pihak Unand telah melakukan komunikasi untuk kemungkinan kerjasama yang mungkin terjalin di antara kedua belah pihak.
Sebenarnya, kerjasama tersebut telah dimulai sejak tahun 2006. Kala itu menurut Musliar, ia diundang untuk studi banding. Dalam kunjungannnya tersebut Musliar sempat mengunjungi beberapa universitas. Di antaranya, King Saud University Riyadh, King Abdulaziz University Jeddah, Riyadh College of Dentistry and Pharmacy Riyadh, King Faisal University Dammam dan sejumlah universitas lainnya.
Setelah ini, dijelaskan Musliar akan dijalin MoU antara Unand dan Departemen Pendidikan Tinggi Arab Saudi.
Sebab, disana pendidikan tinggi diurus departemen tersendiri. Untuk pertukaran pelajar, sejauh ini Arab Saudi baru mengirim mahasiswanya ke Malaysia. “Makanya, dengan adanya kerjasama ini terbuka peluang untuk pertukaran mahasiswa antara Unand dan sejumlah universitas di sana,” jelas Musliar.
Untuk syarat, terutama bahasa, Musliar memastikan tidak sulit. Sebab, di sana bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggris. Jadi untuk berkuliah di sana, cukup dengan bekal TOEFL 550 dan menjalani sederet seleksi yang kompetitif. Tak ketinggalan, juga terbuka peluang kesempatan kerja di Arab Saudi.
Bantu Pondok Pesantren
Selain ke Unand, Abdulrahman MA Al Khayyat juga berkunjung ke Tanahdatar. Dalam kunjungannya,
Abdulrahman menjanjikan bantuan bagi Pondok Pesantren Modern Al Harbi Pabalutan Rambatan dan sarana pendidikan agama di Tanahdatar.
Hal itu diungkapkan Abdulrahman MA Al Khayyat melalui penerjemaahnya kepada Pimpinan Pondok Pesantren. Pada kesempatan itu, hadir Bupati Tanahdatar M.Shadiq Pasadigoe, Ketua STAIN Batusangkar Syukri Iska, Kakanwil Depag Sumbar Darwas, Dandim 307 Tanahdatar Letkol Inf Gugun Gumelar, serta sejumlah pengurus Yayasan Ponpes dan tokoh masyarakat Rambatan.
Menurut Abdulrahman, permohonan bantuan untuk pengembangan Pondok Pesantren Al Harbi sudah sampai kepadanya, dan memenuhi syarat untuk diberikan bantuan dari Arab Saudi. Di samping itu dia juga berjanji memberikan perhatian khusus untuk pembinaan pendidikan keagamaan di Kabupaten. (dy/mal)
si
Label:
Berita PP Al Harbi
Langganan:
Postingan (Atom)